NASIONAL

Prabowo Pangkas Anggaran Belanja, Kenapa?

×

Prabowo Pangkas Anggaran Belanja, Kenapa?

Sebarkan artikel ini
Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww
Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww

METRUM.ID – Presiden Prabowo Subianto melakukan evaluasi terhadap komposisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 dan menemukan sejumlah program yang dianggap kurang efektif.

Hal ini merupakan upaya penghematan dan optimalisasi anggaran, program-program tersebut akhirnya dihapus sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1/2025.

Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Sujono Djojohadikusumo, mengungkapkan hal ini dalam acara ESG Sustainable Forum 2025 yang bertema “ESG dan Pembiayaan Hijau untuk Ekonomi RI yang Inklusif dan Berkelanjutan” di Jakarta.

Hashim, yang juga adik Prabowo, menjelaskan pemangkasan anggaran difokuskan pada alokasi yang kurang prioritas. Langkah ini bertujuan untuk mendukung program-program utama pemerintahan Prabowo-Gibran, seperti penyediaan makanan bergizi gratis bagi masyarakat.

Menurutnya, sekitar Rp 306 triliun anggaran dialihkan dari program yang dinilai kurang bermanfaat ke sektor yang lebih berdampak bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.

“Pak Prabowo menyadari bahwa jika anggaran ini tidak dimanfaatkan dengan baik, maka pertumbuhan ekonomi bisa terhambat,” kata Hashim.

Prabowo juga disebut memiliki pemahaman ekonomi yang mendalam karena belajar langsung dari ayahnya, yang merupakan seorang akademisi ekonomi terkemuka.

“Beliau telah mempelajari ekonomi selama puluhan tahun dari ayah kami yang merupakan seorang guru besar ekonomi,” ujar Hashim.

Salah satu langkah konkret yang diambil adalah pemangkasan anggaran perjalanan luar negeri, seperti kunjungan kerja dan studi banding, yang dikurangi hingga Rp 21-22 triliun.

“Ada sejumlah program yang kurang bermanfaat, dan ini langsung dipangkas. Saya berbincang dengan Pak Chairul Tanjung, dan ternyata banyak program yang tidak efisien,” lanjutnya.

Hashim mengungkapkan bahwa Prabowo melakukan pemeriksaan anggaran secara menyeluruh hingga ke tingkat kedalaman yang lebih detail dibandingkan presiden sebelumnya.

“Biasanya presiden dan menteri hanya memeriksa anggaran di tiga sampai empat tingkat, tetapi Pak Prabowo mengevaluasi hingga ke tingkat sembilan. Hasilnya, ditemukan sekitar Rp 603 triliun anggaran yang bisa dialihkan,” jelasnya.

Sebanyak Rp 100 triliun dari anggaran tersebut dialihkan untuk mendukung program makanan bergizi gratis bagi masyarakat.

Selain itu, Hashim juga mengungkapkan rencana pembangunan tiga juta rumah dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Proyek ini didanai melalui kerja sama dengan investor internasional.

“Sumber dana berasal dari berbagai pihak, termasuk pengembang luar negeri serta investor dari Qatar dan Abu Dhabi. Mereka akan berinvestasi dalam pembangunan apartemen bertingkat hingga 30 lantai,” tuturnya.

Proyek pertama akan dimulai di kompleks perumahan jabatan anggota DPR di Kalibata, Jakarta Selatan, yang saat ini sebagian besar kosong karena anggota DPR telah mendapatkan tunjangan sewa rumah.

“Investor Qatar akan membangun tower-tower yang diperuntukkan bagi generasi Z dan milenial yang kesulitan memiliki tempat tinggal. Saat ini, banyak dari mereka yang tinggal di daerah sekitar Jakarta seperti Karawang, Serang, dan Purwakarta karena keterbatasan biaya untuk menyewa apartemen di ibu kota,” tandasnya.