BISNIS

Membangun Bisnis Jagung di NTT: Peran Strategis Kelembagaan Agribisnis dalam Mendorong Produk Kreatif Bernilai Ekonomi Tinggi

×

Membangun Bisnis Jagung di NTT: Peran Strategis Kelembagaan Agribisnis dalam Mendorong Produk Kreatif Bernilai Ekonomi Tinggi

Sebarkan artikel ini
Jagung, sumber foto (SHUTTERSTOCK/AEDKA STUDIO)
Jagung, sumber foto (SHUTTERSTOCK/AEDKA STUDIO)

METRUM.ID – Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi besar dalam produksi jagung, yang didukung oleh luasnya lahan kering dan kebiasaan masyarakat yang menjadikannya makanan pokok.

Data menunjukkan bahwa sekitar 49,09% dari total 1,5 juta hektare lahan kering di NTT dapat digunakan untuk budi daya jagung. Selain itu,sekitar 63% rumah tangga diwilayah ini terlibat dalam pertanian jagung, dengan konsentrasi tertinggi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (15%), Belu (10%), dan Kupang (9%).

Untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, pemerintah daerah telah meluncurkan Program Tanam Jagung Panen Sapi(TJPS). Program ini berhasil meningkatkan luas tanam jagung secara signifikan, mencapai 289.970 hektare pada tahun 2022, dengan Kabupaten Timor Tengah Selatan berkontribusi 74.281 hektare. Petani yang terlibat dalam program ini mampu mencapai produktivitas hingga 9 ton per hektare, dengan harga jual sekitar Rp4.000 per kilogram, memberikan potensi pendapatan sekitar Rp36 juta per hektare.
Selain itu, penyerapan hasil jagung oleh industri telah mencapai 500 ton, dengan target meningkat menjadi 1.000 ton padaApril 2022.

Jagung yang diserap sebagian besar dijual ke Surabaya untuk mendukung industri pakan ternak nasional. Dengan pengembangan berkelanjutan dan dukungan kelembagaan yang kuat, jagung di NTT memiliki potensi untuk menjadi produk kreatif dengan nilai ekonomi tinggi,memberikan manfaat ekonomi bagi petani,pelaku usaha kecil, dan industri besar.

Mengapa Jagung di NTT Berpotensi Menjadi Peluang Bisnis?

NTT memiliki kondisi geografis yang cocok untuk budidaya jagung.
Tanahnya yang cenderung kering justru menja dihabitat yang baik bagi tanaman ini.
Beberapa alasan mengapa jagung bisa menjadi peluang bisnis di NTT adalah:

  1. Produksiyang Melimpah
    Setiaptahun, banyak petani di NTT yang menanam jagung sebagai sumber utamapangandanpenghasilan.Hasilpaneninibisadiolahlebihlanjutagar memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
  2. Sebagai Makanan Pokok Alternatif Di beberapa daerah NTT, seperti Timor dan Flores, jagung menjadi pengganti nasi. Hal ini membuka peluang untuk menciptakan produk berbasis jagung yang bisa dikembangkan lebih luas.

Potensi Pasar Lokal dan Nasional

Jagung bisa diolah menjadi berbagai produk kreatif yang tidak hanya diminati di NTT, tetapi juga bisa dipasarkan ke daerah lain di Indonesia atau bahkan ke luar negeri. Produk Kreatif Berbasis Jagung yang Bisa Dikembangkan
Berikut adalah produk berbasis jagung yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan di NTT:

  1. JagungBoseInstan
    Jagung bose adalah makanan tradisional khas NTT yang terbuat dari jagung rebus yang dimasak dengan kacang-kacangan dan santan. Jika di buat dalam bentuk instan (seperti bubur instan), produk ini bisa lebih praktis untuk dikonsumsi dan dijual sebagai makanan khas NTT di berbagai daerah.
  2. Jagung Titi dalam Kemasan Modern
    Jagung titi adalah camilan khas Flores yang dibuat dengan cara menumbuk jagung hingga pipih seperti keripik. Jika dikemas dengan desain yang menarik dan diberi varian rasa seperti keju atau barbeque, produk ini bisa menjadi oleh-oleh khas yang memiliki daya tarik lebih luas.
  3. Tepung Jagung Lokal
    Tepung jagung memiliki banyak kegunaan, baik untuk pembuatan kue, makanan bayi, hingga bahan dasar industri makanan. Jika NTT mampu memproduksi tepung jagung dalam skala lebih besar, ini bisa menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan.
  4. Olahan Jagung untuk Pakan Ternak
    Selain untuk konsumsi manusia, jagung juga bisa diolah menjadi pakan ternak yang berkualitas. Produk ini bisa dijual kepeternak lokal atau dikirim ke daerah lain yang membutuhkan.

Kelembagaan yangterlibat dalam mengembangkan Usaha Pengolahan Jagung di NTT

Agar usaha berbasis jagung di NTT bisa berkembang, diperlukan beberapa Lembaga yang bisa membantu, antara lain:

  1. Kelembagaan Teknologi Pasca panen
    Salah satu tantangan utama dalam pengolahan jagung di NTT adalah keterbatasan teknologi pascapanen. Banyak petani masih menggunakan metode tradisional dalam mengeringkan, menggiling, dan menyimpan jagung. Di sinilah peran kelembagaan teknologi pascapanen menjadi penting. Lembaga pertanian, koperasi tani, hingga lembaga riset pertanian dapat menjadi motor penggerak dalam menyediakan akses terhadap peralatan modern seperti mesin pengering, pengupas, dan penggiling jagung. Kehadiran teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kualitas produk, tapi juga memperpanjang masa simpan dan membuka peluang untuk menciptakan berbagai produk turunan seperti tepung jagung, popcorn organik, hingga pakan ternak berkualitas.
  2. Kelembagaan Pelatihan dan Pemberdayaan UMKM
    Pengembangan usaha pengolahan jagung membutuhkan keterampilan, pengetahuan,danmanajemenusahayangbaik.Kelembagaanpelatihandan pemberdayaan UMKM sangat berperan dalam membentuk sumber daya manusia yang andal di bidang ini. Lembaga pelatihan, dinas koperasi dan UMKM, serta lembaga swadaya masyarakat dapat memberikan edukasi teknis mulai dari cara mengolah jagung menjadi produk siap jual hingga strategi pengemasan dan pengelolaan keuangan usaha. Dengan pelatihan yang konsisten dan terarah, UMKM lokal dapat naik kelas menjadi pelaku industri kreatif yang mampu bersaing di pasar nasional.
  3. Kelembagaan Pemerintah dalam Mendukung Bisnis Jagung
    Pemerintah daerah maupun pusat memiliki peran besar dalam menciptakan ekosistem agribisnis yang kondusif. Melalui dinas pertanian, dinas perdagangan,dan dinaskoperasi,pemerintah bisamemberikanbantuanalat, fasilitas produksi, serta akses pembiayaan bagi petani dan UMKM. Selain itu, kebijakan yang berpihak pada produk lokal, dukungan terhadap sertifikasi halal dan izin edar, serta fasilitasi dalam promosi produk di event nasional juga menjadi bentuk nyata dari peran kelembagaan pemerintah. Dukungan ini sangat penting agar produk berbasis jagung dari NTT bisa berkembang pesat dan berdaya saing tinggi.
  4. Kelembagaan Pemasaran: Digitalisasi dan Branding Produk
    Di era digital, pemasaran tidak lagi bergantung pada toko fisik atau bazar lokal.ProdukjagungdariNTTbisadipasarkankeseluruhIndonesiabahkan ke luar negeri melalui platform e-commerce dan media sosial. Di sinilah pentingnya kelembagaan pemasaran yang fokus pada digitalisasi dan branding produk. Lembaga inkubator bisnis, pelatihan digital marketing, serta kemitraan dengan startup pemasaran bisa membantu pelaku usaha menciptakan identitas merek, membuat konten menarik, hingga menjangkau konsumen secara lebih luas. Produk seperti jagung bose instan, jagung titi kemasan modern, dan popcorn organik akan lebih mudah diterimapasar jika dikemas dengan visual yang menarik dan dipromosikan dengan narasi yang menggugah.

NTT memiliki potensi besar dalam bisnis pengolahan jagung. Dengan inovasi dan strategi yang tepat, jagung bisa diolah menjadi berbagai produk kreatif yang bernilai ekonomi tinggi. Selain meningkatkan kesejahteraan petani, industri berbasis jagung juga bisa membantu mengembangkan ekonomi daerah dan membuka lapangan pekerjaan baru. Jika dikelola dengan baik, usaha ini bisa menjadi salah satu sektor unggulan NTT di masa depan.

Ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa program studi agribisnis, fakultas pertanian, Undana Kupang.