REGIONAL

Rotary Club Kupang menggelar pelatihan pembuatan pembalut kain di SMKN 4 Kupang

×

Rotary Club Kupang menggelar pelatihan pembuatan pembalut kain di SMKN 4 Kupang

Sebarkan artikel ini
Foto pelatihan kegiatan Rotary di SMKN 4 Kupang
Foto pelatihan kegiatan Rotary di SMKN 4 Kupang

METRUM.ID – Keterbatasan akses terhadap produk pembalut sekali pakai masih menjadi persoalan serius yang dihadapi sebagian besar remaja perempuan di Indonesia, khususnya mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi lemah dan tinggal di daerah-daerah terpencil. Fenomena ini tidak hanya mencerminkan kesenjangan sosial ekonomi, tetapi juga mengungkapkan kompleksitas permasalahan kesehatan reproduksi yang belum mendapat perhatian memadai dari berbagai pihak.

Realitas yang mengkhawatirkan ini menunjukkan bahwa tidak sedikit remaja putri yang terpaksa membolos sekolah saat mengalami periode menstruasi karena ketidakmampuan mereka dalam memperoleh akses terhadap produk kebersihan feminin yang layak dan aman. Ketidakhadiran berulang ini secara kumulatif berdampak pada penurunan kualitas prestasi akademik mereka, menghambat proses pembelajaran berkelanjutan, dan pada akhirnya dapat mengurangi peluang mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menjawab persoalan itu, Rotary Club Kupang menggelar pelatihan pembuatan pembalut kain di SMKN 4 Kupang, Rabu (27/9/2025). Program ini dirancang tidak hanya sebagai solusi praktis dan sehat bagi perempuan, tetapi juga untuk meringankan beban ekonomi keluarga sekaligus mendukung upaya menjaga lingkungan.

Pelatihan dipandu oleh PDG (Past District Governor) Lina Soeratman, Community Service Chair District 3420 Rotary International. Ia menjelaskan, pembalut kain dapat digunakan kembali hingga dua tahun sehingga lebih hemat sekaligus aman bagi kesehatan reproduksi perempuan.

“Sebagian anak harus mengeluarkan sekitar Rp 30.000 per bulan untuk membeli pembalut. Jika dihitung setahun, jumlahnya cukup besar. Dengan pembalut kain, biaya itu bisa ditekan sekaligus membantu mengurangi sampah plastik yang mencemari lingkungan,” kata Lina.

Sementara itu, Kepala SMKN 4 Kupang Semi Ndolu menyebut kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswanya. Selama ini, sekolah memang sudah menyiapkan pembalut di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun, pelatihan membuat pembalut kain dinilai lebih efektif karena memberdayakan siswa secara langsung.

“Dengan adanya pelatihan ini, siswa bisa belajar membuat pembalut sendiri. Kebetulan di sekolah kami ada jurusan tekstil dengan kompetensi menjahit dan menenun, sehingga keterampilan ini relevan dan bisa dipraktikkan sebagai bagian dari pembelajaran. Selain menolong diri mereka sendiri, siswa juga bisa membantu keluarga, bahkan melatih orang lain di rumah,” ujar Semi.

Ia menambahkan, siswa bisa memanfaatkan kain-kain sisa jahitan untuk membuat pembalut darurat. Keterampilan itu bahkan berpotensi dikembangkan menjadi usaha kecil yang bermanfaat secara ekonomi. “Jadi, manfaatnya lebih luas dan berkelanjutan,” katanya.

Implementasi program ini tidak hanya berhenti pada aspek pelatihan teknis pembuatan produk, tetapi juga mencakup transfer pengetahuan mengenai manajemen usaha kecil, pemasaran produk, dan pengelolaan. Hal ini diharapkan dapat menciptakan efek domino positif yang tidak hanya meningkatkan akses terhadap produk kebersihan menstruasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi keluarga-keluarga di kalangan tersebut.