KOLOM

Setia dalam Penderitaan: Harapan Kristus bagi Orang Sakit

×

Setia dalam Penderitaan: Harapan Kristus bagi Orang Sakit

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi: Metrum.id/Marianus
Ilustrasi: Metrum.id/Marianus

Oleh: Marianus Dewalking 

METRUM IDPenyakit dan penderitaan sering kali menjadi ujian berat dalam hidup manusia. Ketika tubuh melemah dan harapan tampak pudar, iman menjadi satu-satunya pegangan yang dapat menguatkan. Dalam peringatan Hari Orang Sakit Sedunia ke-33 pada 11 Februari 2025, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat untuk merenungkan tema “Pengharapan tidak mengecewakan”.(Roma 5:5). Pesan ini menegaskan bahwa harapan dalam Kristus adalah sumber kekuatan sejati bagi mereka yang sakit dan menderita.

Harapan bukan sekadar optimisme kosong, melainkan keyakinan bahwa Allah selalu menyertai kita dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan. Dalam pesannya, Paus Fransiskus menekankan tiga cara Allah hadir bagi mereka yang sakit, yaitu Perjumpaan, anugerah, dan berbagi. Perjumpaan, berarti kita dipanggil untuk hadir bagi mereka yang sakit, memberikan perhatian, dan memastikan mereka tidak merasa sendirian. Anugerah menegaskan bahwa dalam kelemahan, kasih karunia Tuhan bekerja untuk memberikan kekuatan. Berbagi mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas, baik dalam bentuk doa, dukungan emosional, maupun bantuan konkret bagi mereka yang membutuhkan. (dokpenkwi.org, 2025).

Pesan ini bukan hanya sekadar teori, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Salah satu contoh konkret yang mencerminkan ajakan Paus Fransiskus adalah pelayanan kesehatan gratis yang diadakan oleh Paroki Kabar Gembira Waerana bagi umat yang sakit. Inisiatif ini bukan hanya memberikan bantuan medis, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa Gereja hadir untuk meringankan penderitaan umatnya. Gereja tidak hanya berbicara tentang harapan, tetapi juga menghadirkannya dalam bentuk aksi kasih yang nyata.

Dari sudut pandang medis, penelitian menunjukkan bahwa dukungan emosional dan spiritual memiliki dampak signifikan terhadap pemulihan pasien. Orang yang mendapatkan perhatian dari keluarga dan komunitas cenderung memiliki harapan hidup lebih tinggi dan mengalami proses pemulihan yang lebih baik. Hal ini membuktikan bahwa selain pengobatan medis, aspek psikologis dan spiritual juga berperan penting dalam kesembuhan seseorang. (Repository Universitas Sriwijaya, 2023).

Sebagai umat beriman, kita dipanggil untuk menghidupi pesan ini dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan medis, tetapi setiap orang dapat hadir bagi mereka yang sakit dengan berbagai cara. Kehadiran kita, baik dalam bentuk kunjungan, doa, atau sekadar mendengarkan keluh kesah mereka, dapat memberikan harapan yang besar. Dalam iman katolik, penderitaan bukanlah akhir, melainkan bagian dari perjalanan menuju keselamatan.

Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan di saat tersulit sekalipun. Sebagaimana yang dikatakan dalam Roma 5:5, pengharapan dalam Kristus tidak akan mengecewakan, karena kasih-Nya telah dicurahkan ke dalam hati kita. Oleh karena itu, mari kita menjadi saksi kasih dan harapan bagi mereka yang sakit. Dengan kehadiran, doa, dan perhatian kita, kita membantu mereka untuk tetap teguh dan yakin bahwa rencana Kristus bagi hidup mereka selalu penuh dengan kasih dan penghiburan.

Ilustrasi: pinterest
KOLOM

Oleh Sandryaka Harmin  Kesedihan telah lenyap lebih cepat….