KOLOM

Merayakan Keiklahsan Sebagai Jalan Terakhir

×

Merayakan Keiklahsan Sebagai Jalan Terakhir

Sebarkan artikel ini

Oleh: Sajak Lama

Seketika terdiam, dalam dekap sang penjaga rasa.

Rasa yang selalu dibawa dan digenggam erat, sekarang dia menjauh entah itu karena diri ini yang tidak sempurna yang selalu membawa luka untuk dirinya, atau memang ini adalah cara alam agar dirinya selalu dalam perlindungan dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak berkenan.

Berbulan-bulan lamanya aku mengekang diri dengan jeruji  hati yang kututup rapat-rapat. Setelah menyadari ketika itu,bahwa mencintaimu bukan lagi sesuatu yang layak diperjuangkan.

Mungkin lebih tepatnya aku kembali memperpanjang jarak dan jeda padamu, untuk melihat seberapa jauh kamu merasa kehilangan?.

Tapi jujur rasa ini akan selalu ada dan diri ini akan selalu menanti dirimu yang memberikan segala pelajaran berharga.

Dengan sadar memang diri ini belum pantas untuk siapa pun dan kalau memang jauh dari genggaman ini akan membuat sang penjaga rasa berbahagia makan diri ini akan melayakan keiklahsan sebagai jalan terakhir.

Dan untuk diri ini semoga selalu kuat di hari-hari yang akan datang dimana yang biasanya selalu dengan sang penjaga rasa lalu dipaksa untuk sendiri sambil menanti “apakah dia masih kembali”. Dan

Kita adalah kedua belah pihak yang gagal, dimana sang renjana gagal memaknai apa yang menjadi kewajiban dari sang penjaga yaitu mencintai dan sang penjaga gagal untuk mengerti bagaimana sang penjaga rasa ingin dicintai.

Pada akhrinya kita berpisah, dengan saling mendiamkan diri dan mejauh dari pertanggung jawaban untuk menyelesaikan persolan dengan baik-baik.

Hingga pada akhirnya kembali diri ini tersesat dan lupa arah jalan pulang dan kamu berdiam diri di lorong sunyi tampa ingin mencari jalan kembali.

Ilustrasi: pinterest
KOLOM

Oleh Sandryaka Harmin  Kesedihan telah lenyap lebih cepat….