REGIONAL

PAGAR Anti Rabies: Camat Satarmese Barat Turun ke Sekolah, Sebarkan Pesan Keselamatan

×

PAGAR Anti Rabies: Camat Satarmese Barat Turun ke Sekolah, Sebarkan Pesan Keselamatan

Sebarkan artikel ini
(Sumber foto: Bonifasius) SMPN 13 Satarmese
(Sumber foto: Bonifasius) SMPN 13 Satarmese

METRUM.ID – Satarmese Barat, (3 Oktober 2025) Tak ada waktu untuk menunda. Melihat data yang mengkhawatirkan dari Provinsi NTT, Pemerintah Kecamatan Satarmese Barat langsung bergerak cepat. Camat Anselmus bersama tim lintas sektor turun langsung ke lapangan, membawa misi penting: menyelamatkan masyarakat dari ancaman rabies.

Sekolah Jadi Garda Terdepan

SMPN 13 Satarmese dipilih sebagai titik awal kampanye publik yang ambisius ini. Bukan tanpa alasan. “Di sinilah berkumpul guru, siswa, dan orang tua. Mereka adalah agen perubahan terbaik,” ungkap Camat Anselmus dengan tegas. “Satu siswa membawa pesan ini pulang, satu keluarga terselamatkan. Satu guru menyampaikan di kelas, ratusan anak menjadi waspada.”

Strategi ini mendapat sambutan hangat dari Kepala SMPN 13 Satarmese, Bonifasius Manjur. “Ini langkah cerdas. Sekolah bukan hanya tempat belajar matematika atau bahasa, tapi juga tempat belajar menyelamatkan nyawa,” katanya dengan antusias.

PAGAR: Lebih dari Sekadar Akronim

Program yang diberi nama PAGAR (Patroli Gabungan Anti Rabies) ini bukan sekadar jargon. Di balik singkatan tersebut, ada strategi konkret yang harus dilakukan setiap warga:

1. Vaksinasi adalah Tameng Utama

Anjing, kucing, dan kera peliharaan wajib divaksinasi. Ini benteng pertama melawan virus mematikan.

2. Ikat, Rantai, Kandangkan

Hewan peliharaan yang berkeliaran bebas adalah bom waktu. Tanggung jawab pemilik adalah mengendalikan pergerakan hewan mereka.

3. Pertolongan Pertama Selamatkan Nyawa

Jika tergigit: cuci luka dengan sabun (bahkan deterjen seperti Rinso bisa digunakan) di bawah air mengalir, lalu segera ke fasilitas kesehatan. Waktu adalah nyawa.

Angka yang Tidak Bisa Diabaikan

Data dari Dinas Peternakan Provinsi NTT menunjukkan fakta mencengangkan: hingga Agustus 2025, tercatat 10.605 kasus gigitan hewan penular rabies dan 16 nyawa melayang akibat penyakit ini di seluruh NTT.

Meskipun Kabupaten Manggarai belum melaporkan kematian pada 2025, angka provinsi ini menjadi peringatan keras: rabies tidak mengenal batas wilayah. Virus ini bisa datang kapan saja, dan ketika datang, ia tidak memberi kesempatan kedua.

Gerakan Bersama, Harapan Bersama

Pemerintah Kecamatan Satarmese Barat tidak berhenti di satu sekolah. Rencana besar sudah disiapkan: sosialisasi akan menyasar desa-desa dengan melibatkan pemerintah desa, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, dan tenaga kesehatan.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah. Ini tanggung jawab kita bersama,” tegas Camat Anselmus. “Setiap warga adalah penjaga. Setiap keluarga adalah benteng pertahanan.”

Dengan semangat gotong royong dan kesadaran kolektif, Satarmese Barat optimis dapat menjaga wilayahnya tetap aman. Karena dalam melawan rabies, tidak ada yang terlalu kecil untuk berkontribusi, dan tidak ada yang terlalu besar untuk dikorbankan—kecuali nyawa manusia itu sendiri.

Pemerintah Kecamatan Satarmese Barat berharap melalui kegiatan ini masyarakat semakin sadar dan aktif dalam menertibkan hewan penular rabies. Ke depan, kegiatan serupa akan terus dilakukan di desa-desa dengan melibatkan pemerintah desa, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum.

(Bonifasisus Manjur)