METRUM.ID – Setiap intensitas hujan tinggi, dapat dipastikan beberapa titik di Kota Tasikmalaya terendam banjir. Salah satu titik yang kerap terendam banjir yakni di Jalan HZ. Mustofa depan Plaza Asia.
Di titik lain, banjir terjadi di Jalan Padayungan, Mangkubumi, BKR Dadaha, Veteran, Cikalang, Tamansari, Kawalu, RE Martadinata, SL Tobing, dan Karangresik. Sebelumnya, terparah, banjir terjadi di Pasar Mambo yang menyebabkan puluhan motor terendam
Hingga kini, Pemerintah Kota Tasikmalaya belum menunjukkan keseriusan dalam penanggulangan bencana musiman ini. Belum adanya upaya cepat dalam pembenahan drainase yang menjadi penyebab utamanya.
Padahal, banjir ini sudah mendapat sorotan banyak pihak. salah satunya dari Komunitas Jaga Alam Indonesia (KO’JAI). Ketua KO’JAI, Pian mengatakan, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadan, harus segera berbenah dan harus memiliki keberanian untuk membongkar sumber yang menjadi masalah banjir tersebut.
“Viman harus mempunyai langkah nyata membereskan masalah banjir tersebut. Cari penyebabnya lalu bereskan,” tuturnya, Minggu (29/3/2025).
“Seperti kita ketahui, banyak bangunan permanen diatas irigasi di Kota Tasikmalaya, itu diduga menjadi salah satu penyebab banjir juga. apakah Viman ada keberanian untuk membongkarnya seperti apa yang dilakukan Gubernur Jabar,” tambahnya.
Dia berharap, Viman memiliki solusi nyata untuk membereskan masalah banjir yang selalu melanda kota Tasikmalaya ketika diguyur hujan.
Drainase dan Alih Fungsi Lahan Jadi Penyebab
Beberapa pihak menuding biangkerok banjir ini lantaran drainase yang buruk. Selain itu alih fungsi lahan dan intensitas hujan yang tinggi juga dituding jadi penyebab.
Dalam studi berjudul “Evaluasi Sistem Drainase dalam Upaya Penggulangan Banjir di Jalan AH Nasution Kota Tasikmalaya Menggunakan Program EPA SWMM 5.1” yang dilakukan tim peneliti dari Jurusan Teknik Sipil Universitas Siliwangi, jalur Mangkubumi adalah salah satunya.
Studi ini dilakukan oleh Lina Lindawati, Pengki Irawan, dan Rosi Nursani. Mereka menemukan fakta, saluran drainase di wilayah itu tidak berfungsi optimal. Terjadi penyumbatan oleh sedimen dan sampah. Kapasitas saluran yang kecil semakin memperparah kondisi, sehingga air meluap dan menyebabkan genangan.
Ditambah lagi, pesatnya pertumbuhan kota telah mengubah banyak area persawahan menjadi permukiman. Hal itu mengakibatkan limpahan hujan meningkat drastis. Hal ini lantaran lahan yang dulu menyerap air kini tertutup bangunan dan aspal. Fenomena ini berkontribusi besar terhadap meningkatnya risiko banjir di Tasikmalaya.
Selain itu, beberapa saluran yang seharusnya berfungsi sebagai irigasi juga menjadi tempat pembuangan limbah rumah tangga. Dalam penelitian tentang “Efektivitas Kolam Retensi untuk Pengendalian Banjir di Ruas Jalan Dr Moh Hatta Sukamanah Kota Tasikmalaya” juga terungkap bahwa saluran Cisalim di Jalan Moh Hatta tidak hanya menampung air. Tapi juga limbah rumah tangga. Hal ini menyebabkan kapasitasnya terlampaui. Akibatnya air meluap ke jalan.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa Kota Tasikmalaya mengalami curah hujan tinggi dengan intensitas lebih dari 200 mm dalam 24 jam pada periode ulang 10 hingga 25 tahun. Jika drainase tidak memadai, hujan dengan intensitas tinggi ini akan terus menyebabkan banjir.
Adapun, upaya yang telah dilakukan Pemkot Tasikmalaya pekan lalu, Sabtu (29/3/2025), dengan melakukan pembersihan sampah dari saluran air. Namun, upaya itu tampaknya belum efektif, nyatanya, pada Kamis (3/4/2025) sore banjir masih menggenangi beberapa titik di Kota Tasikmalaya.