METRUM.ID – Perseftim Flores Timur langsung menunjukkan taji di El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII 2024-2025. Laskar Lewotana menaklukkan Persewa Waingapu dengan skor 2-0 dalam laga pembuka Grup H Liga 4 NTT di Stadion Oepoi, Kupang. Ilham Natsir membuka keunggulan lewat eksekusi penalti di babak pertama, sementara Abe Tefa menutup laga dengan gol di menit akhir.
Setelah pertandingan, awak media Metrum.id berbincang dengan kepala pelatih Perseftim, Ibnu Chaldun. Ia menilai pertandingan pertama selalu menjadi ujian berat bagi setiap tim. Perseftim tidak bisa bermain terlalu terbuka sejak awal, tetapi hasil imbang antara Perserond dan BMP membuat mereka harus menargetkan kemenangan.
Laga Perdana yang Krusial
Ibnu melihat anak asuhnya langsung menguasai permainan dalam 15 menit pertama. Mereka mengontrol ritme dan menekan lawan sejak awal. Namun, protes dari manajemen Persewa Waingapu setelah keputusan penalti mengganggu fokus tim.
“Kami harus membangun ulang ritme setelah penalti. Anak-anak kehilangan momentum dan harus memulai determinasi dari awal lagi. Tapi mereka tetap berjuang hingga peluit akhir, dan saya sangat mengapresiasi kerja keras mereka,” ujar Ibnu kepada Metrum.id.
Strategi Menyerang Sejak Menit Awal
Ibnu menegaskan bahwa Perseftim tidak menunggu lawan menyerang lebih dulu. Ia percaya bahwa 15 menit pertama menjadi kunci untuk mengendalikan pertandingan.
“Kami langsung menekan agar lawan tidak punya kesempatan mengembangkan permainan. Kalau kami pasif, mereka akan lebih leluasa. Strategi ini berjalan dengan baik, terutama setelah penalti. Tim pelatih Persewa mencoba mengulur waktu untuk menurunkan tensi kami, tetapi anak-anak tetap menjaga mentalitas hingga akhir,” jelasnya.
Evaluasi dan Tantangan Berikutnya
Meskipun menang, Ibnu menyoroti beberapa kekurangan yang harus dibenahi. Ia melihat para pemain masih kurang berkomunikasi, terutama antara gelandang dan lini belakang. Beberapa transisi cepat dari Persewa sempat membuat lini pertahanan kerepotan.
“Kami harus memperbaiki koordinasi antar lini. Beberapa pemain bertahan baru menjalani debut di turnamen ini. Mereka butuh waktu untuk beradaptasi, tetapi laga ini menjadi ajang pembelajaran yang bagus untuk mereka,” ujar Ibnu.
Di tengah evaluasi tersebut, Ibnu menyoroti performa Pirlo Tokan, yang tampil luar biasa sebagai pengatur tempo permainan. Ia melihat bagaimana Pirlo menjaga keseimbangan tim dalam transisi menyerang maupun bertahan.
“Pirlo benar-benar mengontrol tempo permainan. Ia menunjukkan kualitas sebagai metronom tim, dan pemain lain harus menjadikan itu sebagai motivasi untuk berkembang. Saya yakin bukan hanya Pirlo, tetapi pemain lain juga akan segera menunjukkan progres,” kata Ibnu.
Keputusan Penalti dan Gol Penutup Abe Tefa
Ibnu menjelaskan alasan tim mempercayakan eksekusi penalti kepada Ilham Natsir, meskipun kapten tim dalam laga ini adalah Patisari Aukoli alias Bojes.
“Kami sudah berdiskusi sebelum penalti. Anak-anak mengambil keputusan berdasarkan kesiapan dan ketenangan. Saya senang mereka bisa bersikap dewasa dalam situasi ini,” jelasnya.
Sementara itu, gol Abe Tefa di menit akhir benar-benar menutup laga dengan sempurna. Ibnu menyebutnya sebagai “kill the game”, karena gol itu memastikan Persewa tak punya peluang untuk bangkit.
Fokus ke Laga Berikutnya
Ibnu langsung meminta anak asuhnya untuk tetap fokus. Ia menegaskan bahwa Perseftim tidak boleh terlena dengan kemenangan ini.
“Kami menutup euforia di ruang ganti. Semua tim di Grup H masih punya peluang yang sama, jadi kami tidak boleh berleha-leha. Kami harus segera berbenah dan menatap laga berikutnya,” tegasnya.
Dengan kemenangan ini, Perseftim memimpin klasemen sementara Grup H. Jika mereka mempertahankan intensitas dan memperbaiki catatan evaluasi, Laskar Lewotana berpeluang melangkah lebih jauh di ETMC XXXIII.***