REGIONAL

Dari Paundoa ke Mukun, Sergap Mengaum Gagah

×

Dari Paundoa ke Mukun, Sergap Mengaum Gagah

Sebarkan artikel ini
Potret Taring Anak Kampung Paundoa! Inilah skuad Sergap Paundoa, kesebelasan penuh gairah dan semangat juang yang membius penonton Golomeni Cup III. Mengenakan jersey oranye khas "SA ATHE", mereka bukan sekadar datang untuk bermain—mereka datang untuk menggetarkan lapangan!
Potret Taring Anak Kampung Paundoa! Inilah skuad Sergap Paundoa, kesebelasan penuh gairah dan semangat juang yang membius penonton Golomeni Cup III. Mengenakan jersey oranye khas "SA ATHE", mereka bukan sekadar datang untuk bermain—mereka datang untuk menggetarkan lapangan!

METRUM.ID – Datang dengan berbagai keterbatasan, Sergap, tim sepak bola asal Paundoa, tampil mengejutkan di turnamen Golomeni Cup 3 di Mukun. Bermodal semangat, kekompakan, dan semangat pantang mundur, tim debutan ini berhasil merebut juara empat dan lebih dari itu, menyabet gelar sebagai tim terbaik turnamen.

Tim ini bukan hanya datang membawa bola dan sepatu, tetapi juga membawa harga diri kampung, keyakinan, serta cinta yang besar pada tanah kelahiran. Dipimpin oleh Didimus Sani, sang kapten yang pernah memperkuat kesebelasan Persematim, Sergap menghidupkan kembali semangat sepak bola Paundoa yang telah lama membara di hati masyarakatnya. “Dipilih jadi kapten Sergap adalah pengalaman luar biasa. Teman-teman punya semangat juang tinggi dan selalu kompak. Saya bangga bisa memimpin mereka,” ungkap Didimus Sani penuh haru.

Dalam skuad Sergap, hadir juga beberapa pemain yang didatangkan dari luar seperti Patrisius Doa, pemain asal Borong yang dengan tulus bergabung dan langsung menyatu bak keluarga. Ia menyebut Sergap sebagai rumah kedua dan tak ragu jika kelak kembali dipanggil.

Tak kalah menginspirasi, Aurelius Arfandi Daren, pemain jebolan sergap junior yang berposisi sebagai gelandang, mengungkapkan rasa bangganya atas kekompakan dan semangat tim. Ia berharap semangat ini terus dijaga, bahkan semakin kuat di masa depan.

Asisten pelatih sekaligus mantan bintang Sergap, Yakobus Aprional Dareno, menceritakan bahwa keikutsertaan mereka adalah hasil tekad besar. Dari awal, dana menjadi tantangan. Namun berkat dukungan para orang tua dan seluruh masyarakat Paundoa, mereka berani datang dan menjadi penantang baru bagi puluhan tim yang berpartisipasi. “Kami tahu ini bukan perjalanan mudah. Kami Bukan tim pelengkap. Kami datang sebagai ancaman. Dan pulang sebagai kebanggaan. Luar biasa dan saya sangat bangga dengan tim kecil ini,” ujar Yakobus.

Bapak Aloisius Jehama, tokoh yang dituakan, juga mengisahkan sejarah panjang Sergap. Dulunya nama-nama seperti Jembrut, Terbit, Gemilang sempat menghiasi dunia sepak bola Paundoa. Namun Sergap—singkatan dari “Serikat Gabungan Anak Paundoa” kembali jadi nama besar yang tak tergantikan. Sergap lahir sekitar tahun 60-an. Pernah tampil di Ketang, Ruto, Nangarawa, dan jadi runner-up Porkem Borong. “Nama ini punya sejarah, punya jiwa,” kata Aloisius dengan penuh bangga.

Kini, Sergap diperkuat oleh 12 pemain asli Paundoa dan beberapa pemain dari luar seperti Waerana, Borong, dan Munde. Turnamen Golomeni Cup 3 adalah debut pertama mereka—dan mereka pulang bukan hanya membawa piala, tapi juga membawa kebanggaan dan harapan baru.

Bapak Bernadus Sawu, ayah dari kapten tim dan sang adik Aldo, mengatakan bahwa setiap pertandingan adalah doa. “Saya dukung terus. Mereka bukan hanya main bola, tapi mereka sedang membangun nama baik kampung kita,” katanya.

Sergap telah kembali dengan tameng sejarah kejayaan, Bukan sekadar nama lama, tetapi dengan wajah baru dan semangat yang luar biasa besar.