METRUM.ID_Dalam sekelebat pengetahuan dan pemahaman banyak orang dikenal istilah Gen-Z atau Kaum Milenial. Hal itu merujuk pada anak-anak muda zaman sekarang yang notabene melek teknologi. Apa saja produk teknologi yang tercipta para Gen-Z atau Milenial tidak harus mempelajarinya secara serius agar bisa menguasai namun cukup sekadar mengamati dan beroperasi langsung dengannya sesering mungkin.
Berbicara tentang teknologi, tentu bukan hal asing lagi bagi anak-anak muda dengan apa yang disebut medi sosial (medsos), seperti facebook, whatsApp, instagram, youtube, tiktok dan sederet plattform sosial lainnya. Nah, lebih jauh akhir-akhir ini, di jagat dunia maya santer ditemukan istilah cindo.
Dalam bebagai literatur disebutkan bahwa cindo adalah sebuah bahasa gaul yang berarti ChinaIndonesia. Tidak ada penjelasan terperinci tentang apa maksud kata cindo tersebut. Maka dari itu berdasarkan prespektif dan asumsi belaka penulis secara kontekstual cindo dapat ditafsirkan secara definitif sebagai perpaduan suatu hal/ide/konsep antara Indonesia dan China/Tionghoa.
Sejarah mencatat bahwa hubungan Nusantara dan Negeri Tionghoa sudah terjadi sejak dahulu kala. Baik dalam hubungan politik, budaya, ekonomi maupun hal lain. Dari hubungan tersebut, di Indonesia, kita banyak menemukan hal/konsep/ide-ide yang erat kaitannya dengan nuansa Tionghoa.
Nun jauh di Manggarai Flores, cindo juga mudah kita temukan. Ya, itu adalah kulinernya yakni kue Kompiang. Kudapan yang satu ini menjadi salah satu camilan yang wajib dicoba ketika berkunjung ke Manggarai Raya, sebab kompiang sudah menjadi ciri khas dari Tanah Nuca lale ini.
Berasal dari Negeri Tirai Bambu
Dari namanya, dapat diduga bahwa roti Kompiang atau Kompyang berasal dari negeri Tiongkok. Dugaan itu tentu tak keliru. Sebab, menurut sejarahnya, Kompyang berasal dari Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian, Republik Rakyat Tiongkok. Dalam Dialek Jian’ou, Tiongkok disebut Guang-biang.
Konon, pada 1563, pahlawan Dinasti Ming, Qi Jiguang memimpin pasukannya ke Provinsi Fujian untuk berperang dengan perompak dari Jepang. Qi Jiguang melihat bahwa para perompak Jepang selalu bisa melacak di mana pasukannya berkemah karena asap yang naik ke langit ketika prajurit menyiapkan makanan mereka, sedangkan dia mengetahui bahwa para perompak Jepang tidak punya masalah seperti itu, karena mereka membawa onigiri untuk kebutuhan makanan mereka. Sehingga dia membuat sebuah jenis kue untuk mendukung para pasukannya. Mayoritas orang yang berada di pasukannya adalah masyarakat yang tinggal di pesisir Provinsi Fujian. Supaya mudah dibawa saat perang, masing-masing kue diberi lubang di bagian tengah agar bisa diuntai bersama. Akhirnya, pasukan Qi Jiguang berhasil memenangkan pertempuran itu. Untuk mengenang Qi Jiguang (戚继光), kue ini diberi nama guang bing (“光饼”), bing’ (饼) sendiri artinya kue.
Kompiang Tarzan Ruteng
Di bumi Flores, mulanya Kompiang memang hanya ditemukan di kota dingin, Ruteng. Sebab, yang berinisiatif memproduksi roti kompiang, adalah seorang ibu, keturunan China (Tiongkok) yang sudah menjadi warga Ruteng, Manggarai, yang dikenal sebagai ‘aci’ dari Toko Tarzan. Itu terjadi sekitar tahun 1983 silam. Sekalipun diadaptasi dari roti Tiongkok, oleh inisiatornya di Ruteng, bentuknya dimodifikasi sehingga tampak berbeda. Jika di negeri asalnya, Tiongkok, Kompiang memiliki lubang di tengahnya, oleh produsennya di Ruteng, Manggarai dibuat tanpa lubang.
Kompiang berbentuk oval seperti bentuk roti pada umumnya. Yang berbeda adalah di atas permukaan Kompiang ditaburi wijen lalu dibakar dalam oven. Karena ditaburi wijen, makanan khas ini di Manggarai kerap disebut Kompiang Longa (longa: wijen).
Uniknya, Kompiang hanya cocok disajikan dalam kondisi hangat atau panas sembari ditemani kopi tau teh. Cita rasa Kompiang akan hilang jika dimakan dalam kondisi dingin atau tanpa kopi atau teh. Seakan ada perpaduan rasa yang menyengat ketika mencicipi Kompiang sambil menyeduh kopi. Apalagi kopi yang diminum bukan kopi sembarangan, tapi kopi Manggarai atau kopi Bajawa, dua jenis kopi dari Flores yang cita rasanya sangat enak dan sudah dipromosikan ke tingkat internasional.
Setiap daerah, pasti memiliki makanan khas yang menjadi ciri dari daerah tersebut. Begitu juga Manggarai. Tentunya kompiang memang wajib untuk dibeli sebagai buah tangan untuk sanak saudara ataupun teman-teman setelah berkunjung ke daerah Manggarai. Sebab tak hanya tersohor karena destinasi wisata alamnya yang cantik dan eksotik. Manggarai juga memiliki aneka warisan wisata kuliner yang dapat memanjakan lidah para pengunjungnya. Jadi bagi Anda yang sedang berada di Flores, terutama Manggarai jangan lupa membeli roti Kompiang agar tidak penasaran dengan rasanya. Semoga bermanfaat.












