METRUM.ID – Federasi Jurnalis Internasional (IFJ) menyayangkan kebijakan Meta dengan menghentikan program Cek Fakta di platformnya. Mereka menyebut kebijakan itu sebagai ancaman pada kebenaran.
Meta akan mengakhiri program cek fakta di seluruh platformnya dalam waktu dekat. Mereka akan mengganti program itu dengan sistem catatan berbasis komunitas seperti yang diterapkan di platform X.
Meta mengungkapkan alasan penghapusan program Cek Fakta karena ingin memprioritaskan kebebasan berbicara. CEO Meta, Mark Zuckerberg melihat program Cek Fakta saat ini menjadi ajang sensor dan pembatasan opini para pengguna di platformnya.
Model catatan komunitas akan memungkinkan pengguna di situs media sosial Meta, Facebook, Instagram, dan Threads, untuk mengoreksi unggahan yang berpotensi menyesatkan dan memerlukan lebih banyak konteks, alih-alih menempatkan tanggung jawab pada organisasi dan pakar pemeriksa fakta independen.
“Para pakar, seperti orang lain, memiliki bias dan perspektif mereka sendiri. Hal ini terlihat dari pilihan yang dibuat sebagian orang tentang apa yang harus diperiksa faktanya dan bagaimana . Program yang dimaksudkan untuk memberi informasi seringkali justru menjadi alat untuk menyensor,” kata Meta di akun Sosmednya.
“Pengumuman Meta merupakan pukulan telak bagi ekosistem informasi global. Betapapun tidak sempurnanya pengecekan fakta, hal itu didasarkan pada prinsip bahwa ada fakta yang dapat diperiksa dan itulah cita-cita yang diancam Zuckerberg,” ungkap Sekretaris Jenderal IFJ Anthony Bellanger dilansir dari laman resmi IFJ.
“Platform besar yang tidak mengutamakan kebenaran seperti itu meningkatkan tekanan pada media berita yang sudah terkepung, membuka jalan bagi misinformasi dan ujaran kebencian yang meluas, dan selanjutnya dapat mengikis kepercayaan publik terhadap media sosial dan media berita sebagai sumber kebenaran,” bunyi pernyataan IFJ.